Makalah: Peran Budaya Organisasi Dalam Pelayanan Publik
![]() |
Sumber: Pexel.com |
Latar Belakang
Budaya
organisasi adalah suatu sikap deskriptif yang berupaya mengukur bagaimana
karyawan memandang organisasi tempat mereka bekerja. Banyak penelitian
menunjukkan bahwa budaya kerja memengaruhi kinerja pegawai. Budaya kerja yang
baik, yang mampu meningkatkan kinerja pegawai dapat memberi keuntungan kepada
organisasi.
Sebagaimana
kita tahu bahwa budaya organisasi publik dipandang memberikan pelayanan
berbelit-belit, lambat dan kurang mendapat kepercayaan dari masyarakat. Padahal
pelayanan publik saat ini dituntut bergerak aktif mengikuti kebutuhan
masyarakat seiring dengan implementasi UU Pelayanan Publik.
Permasalahan
Bagaimana budaya kerja berperan dalam kinerja
pelayanan publik?
Kerangka Teori
Pengertian Budaya Organisasi
Edgar
H. Schein menyatakan bahwa budaya dapat dipahami dan dianalisis sebagai suatu
gejala yang mengelilingi kita sepanjang waktu, selalu konstan diciptakan dan
diciptakan lagi oleh adanya interaksi antara orang yang satu dan yang lainnya.
Sedangkan Stephen P. Robbins menyatakan bahwa budaya organisasi mengacu pada
suatu sistem makna bersama yang dianut anggota-anggotanya yang membedakan organisasi
tertentu dari organisasi lain.
Budaya
organisasi dapat dimaknai sebagai suatu persepsi bersama yang dianut oleh
anggota-anggota suatu organisasi atau suatu sistem makna bersama para anggota
dalam suatu organisasi. Pada praktiknya, budaya organisasi dapat terlihat
secara konkret, teramati, rasakan, dipahami dan dialami oleh segenap anggota
organisasi dalam bentuk:
· Keteraturan perilaku: Para anggota organisasi berinteraksi satu sama lain dengan menggunakan bahasa, terminologi, dan tata cara yang berlaku.
- Norma-norma: Standar dan ketentuan perilaku, termasuk petunjuk tentang pekerjaan yang harus dilaksanakan.
- Nilai-nilai baku: Meliputi nilai-nilai penting yang hendak ditanamkan, dibangun dan diresapi bersama oleh para anggota misalnya kualitas pelayanan, mutu produk, efisiensi, dan lain-lain.
- Filsafat: Kebijakan yang mencerminkan kepercayaan organisasi tentang bagaimana memperlakukan karyawan dan konsumen.
- Peraturan-peraturan: Petunjuk tentang bagaimana bergaul dengan organisasinya, apa yang diharapkan dari seseorang anggota organisasi.
- Iklim organisasi: Perasaan secara keseluruhan terhadap tatanan fisik,· cara berinteraksi antaranggota, dan pola bertindak terhadap orang luar.
Budaya Organisasi dan Kinerja
Menurut Kotter & Heskett, terdapat gagasan mengenai budaya organisasi dan kinerja yaitu:
- Penyatuan Tujuan.Dalam budaya yang kuat, karyawan cenderung bekerja sederap dan seirama mengikuti pemimpinnya.
- Tingkat motivasi yang luar biasa.Dalam budaya yang kuat terciptalah motivasi karyawan yang tinggi. Motivasi tinggi tersebut muncul karena ada nilai-nilai yang dianut bersama dan menimbulkan perilaku yang dapat membuat orang merasakan adanya kenyamanan bekerja, dan ada penghargaan baginya.
- Untuk menciptakan kinerja karyawan yang efektif dan efesien demi kemajuan organisasi maka perlu adanya budaya organisasi sebegai salah satu pedoman kerja yang bisa menjadi acuan karyawan untuk melakukan aktivitas organisasi.
Haris, et al. menyatakan bahwa terdapat empat tipe budaya organisasi yaitu:
- Budaya Kekuasaan
Budaya kekuasaan menunjukkan perilaku organisasi yang bersumber pada senioritas dan kekuasaan untuk menggerakkan orang-orang dalam organisasi. Pendekatan top down lebih dominan daripada pendekatan bottom-up. - Budaya Peran
Budaya peran meletakkan perhatian terhadap prosedur birokrasi yang bertumpu pada aturan, peraturan-peraturan sebagai cara untuk menjaga stabilitas organisasi. - Budaya Dukungan
Budaya dukungan menciptakan integrasi dan kontribusi dalam organisasi sehingga rasa kebersamaan, saling menolong lebih menonjol dalam kegiatan organisasi. - Budaya Prestasi
Budaya prestasi merupakan iklim kerja yang menciptakan peluang berprestasi bagi karyawan.
Pembahasan
Munculnya
kesan negatif dan hilangnya kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah
disebabkan karena selama ini kinerja birokrasi dalam memberikan pelayanan belum
mampu memenuhi kebutuhan masyarakat. Hal ini dapat ditunjukkan dengan birokrasi
yang sering suka menunda-nunda pekerjaannya. Oleh karena itu, perlu adanya
peningkatan efisiensi operasional birokrasi dalam memberikan pelayanan yang
optimal melalui budaya organisasi yang tak terelakkan.
Birokrasi
yang diselenggarakan organisasi publik ternyata bekerja lambat, hati-hati, dan
metodologinya tidak lagi diterima karena masyarakat membutuhkan pelayanan yang
cepat, efisien, tepat waktu dan sederhana. Di era globalisasi yang kompetitif,
tindakan cepat dan tepat oleh pejabat pemerintah sangat penting untuk
meningkatkan daya saing yang semakin kompetitif dalam pembenahan aparatur
administrasi. Saat ini birokrasi dituntut profesional dan ramping tanpa
hambatan. Untuk itu diperlukan praktik tata pemerintahan daerah yang baik,
penerapan prinsip-prinsip akuntabilitas, transparansi dan keterbukaan,
efisiensi dan efektivitas, serta partisipasi, penegakan hukum, keadilan,
orientasi, konsensus, kepemimpinan dengan visi yang luas, kelincahan dan
ketajaman untuk melayani masyarakat yang pelaksanaannya dilaksanakan secara
demokratis.
Untuk
dapat meningkatkan kinerja aparatur dalam memberikan pelayanan yang optimal,
terutama melalui peran budaya organisasi birokrasi dan reformasi birokrasi dibutuhkan
adanya inovasi. Inovasi merupakan hal yang sangat strategis yang memungkinkan
birokrasi lebih dinamis dan melakukan perbaikan. Hal ini dapat dibuktikan
dengan beberapa hasil penelitian yang menunjukkan bahwa budaya organisasi inovatif
memiliki pengaruh yang besar terhadap prestasi kerja karyawan. Dahulu beberapa
pihak memandang inovasi tidak perlu bagi birokrasi pemerintah karena tugas
birokrasi adalah menerapkan aturan yang telah ditetapkan (rule Driven).
Paradigma baru dalam manajemen publik baru telah mengubah pandangan tersebut.
Akibatnya, saat ini instansi pemerintah kini berlomba-lomba meningkatkan
pelayanan publik. Lomba Inovasi Pegawai Negeri Sipil tahun 2016 dapat dijadikan
bukti bahwa organisasi publik berjalan ke arah perubahan guna membangun
pelayanan yang cepat, tepat dan bertanggung jawab. Berbagai upaya pemerintah
untuk mendorong inovasi di birokrasi melalui berbagai penghargaan juga belum
membuahkan hasil yang diharapkan. Beragamnya organisasi publik saat ini telah
menunjukkan budaya kerja baru yang berbeda-beda. Semakin bagus budaya kerja
suatu organisasi, maka semakin baik kualitas pelayanan yang diberikan.
Budaya
organisasi juga merupakan hal penting yang harus dimiliki karyawan untuk
menjawab tantangan atau perubahan yang mungkin terjadi setiap saat di perusahaan
agar karyawan tetap berkinerja baik.Menetapkan dan menjaga perilaku dan sikap karyawan konsisten
dengan norma atau standar yang berlaku.
Ketika muncul masalah di lingkungan kerja, budaya organisasi dapat dijadikan pilihan
sebagai kunci transformasi.
Kesimpulan
Organisasi
birokrasi publik dengan budaya organisasi yang baik seringkali berkinerja lebih
baik. Budaya inovasi birokrasi merupakan salah satu budaya organisasi yang akan
menentukan keberhasilan dan keberhasilan pemerintahan yang bertanggung jawab
dan efektif. Untuk itu, budaya inovasi dalam birokrasi dapat dicapai dengan
dimulai dengan mengubah pola pikir dan perilaku birokrasi yang bertumpu pada
sumber daya manusia yang berkualitas untuk mendukung perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi sebelum persaingan saat ini.
Rekomendasi
Pimpinan
organisasi publik harus memiliki visi misi yang baik tentang bagaimana
mendefinisikan budaya organisasi dan mengomunikasikannya kepada seluruh
jajaran. Inovasi menjadi bagian dari budaya kerja yang harus digalakkan dan
berorientasi pada efektivitas serta efisiensi pelayanan yang bersumber pada
kepuasan masyarakat.
Daftar Pustaka
Maryadi.2014.
Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Kualitas Pelayanan di Rumah Sakit Ibu
dan Anak Pemerintah Aceh. Tangerang Selatan: Universitas Terbuka.
Setiawati,
Budi.2016. Peran Budaya Organisasi Birokrasi dalam Meningkatkan Kinerja
Pelayanan Publik.Jurnal Ilmiah Administrasi Publik (JIAP) Vol. 2 No.4 STIA
LAN Tabalong.
Toha,
Muharto dan Darmanto.2016. Materi Pokok Perilaku Organisasi. Tangerang
Selatan: Universitas Terbuka.
Posting Komentar untuk "Makalah: Peran Budaya Organisasi Dalam Pelayanan Publik"